Wanita kesepian janganlah diartikan yang negatif, karena kesepian salah satu penyakit yang menggerogoti sebagian wanita kesepian dan pria kesepian.
Pernahkah Anda mulai merasa tidak betah di rumah. Begitu tiba di
rumah ingin pergi lagi. Saat malam tiba mulai mendadak bingung dan
merasa tidak ada yang dikerjakan. Ingin ke luar rumah tapi tidak tahu
mau ke mana. Tiap bangun tidur muncul pikiran, "Hari ini enaknya ke
mana ya?".
Sindrom Sarang Kosong
Apakah anda pernah merasa hidup tidak punya tujuan. Mau belanja ke
Mal, semua sudah ada. Mau dengarkan musik, bosan. Mau ajak teman jalan,
semua sibuk. Akhirnya terpaksa pergi juga sendirian ke Mal, sekedar
duduk, makan dan minum. Lihat-lihat, dan tergoda juga untuk belanja.
Rasanya ingin membeli barang, tapi tidak dibutuhkan. Setiba di rumah
barang itu ditumpuk di gudang. Padahal barang itu mahal. Anehnya
kalau dilihat daftar teman di HP (phone-book) Anda punya banyak
teman, tetapi dunia ini kok terasa sepi? Serasa tidak menikmati lagi
bergaul dengan mereka. Tidak sehangat dulu lagi. Sudah tidak bisa
sesering dulu bercanda ha ha hi hi. Kadang mulai ada perasaan diri
hanya dimanfaatkan teman.
Jadi meski secara prestasi dan jabatan anda oke, uang berlebih tetapi
tetap saja ada yang terasa kurang. Merasa tidak puas. Ujung-ujungnya
jadi suka ngedumel alias banyak ngomel bin rewel. Mudah merasa bosan
dan lelah. Ujung-ujungnya cepat tersinggung. Ditambah lagi komunikasi
dengan pasangan mulai hambar. Jarang mengobrol, atau pergi bersama
seperti dulu saat anak-anak masih kecil. Kalau bicara cuma sepatah dua
kata dan terasa sangat basa-basi.
Setiba di rumah suami dan anak-anak sibuk sendiri. Mereka punya
kegiatan sendiri. Mulai hati ini cepat tersinggung. Pasangan dan anak
buat salah sedikit saja sensitif dan langsung marah. Tidak heran, mulai
ada godaan tertarik pada pria lain. Nah, jika anda sudah mulai
mengalami semua atau sebagian gejala ini anda harus mulai hati-hati.
Anda mungkin sudah masuk ke krisis pertengahan hidup dan mengalami
sindrom sarang kosong.
Fenomena empty nest syndrom ini biasanya menimpa para ibu
tengah baya yang bekerja di rumah dan mampu secara ekonomi. Mulai umur
40-an bahkan sebelum itu. Saat anak masih kecil ada saja yang
diurusnya. Tetapi saat anak besar, kuliah lalu pergi meningalkan rumah
Anda mulai merasa tidak berguna di rumah. Sebab pekerjaan di rumah
sudah ada pembantu. Sementara itu suami yang dulu suka minta bantu,
kini sudah lebih mandiri karena merasa bisa dibantu staf atau
sekretarisnya. sang suami sepertinya tidak perlu bantuan Anda. Saat
seperti inilah kesepian menggigit jiwa dan timbul perasaan tidak
berguna dan mempengaruhi banget harga diri anda. Merasa diabaikan.
Sumber masalah
Mereka yang terkena sindrom ini umumnya merasa bingung. Sebab secara
fisik oke, semuanya ada, dan kondisi anak serta pasangan juga oke-oke
saja. tetapi setelah diteliti lebih mendalam ternyata sistem rumah
tanggalah yang bermasalah. Sistem pernikahan tidak berfungsi dengan
baik. Suami tidak berfungsi sebagai suami, Ayah tidak berfungsi
sebagai ayah. Juga sang isri tidak berfungsi sebagai istri. Ibu tidak
berfungsi sebagai Ibu. Kehadiran pembantu dan supir sering kali
menggantikan fungsi ini sejak pernikahan baru dimulai, saat anak-anak
masih kecil.
Kesibukan menjadi alasan pasutri tidak lagi memberikan waktu berduaan
menikmati makan bersama, dan ngobrol berduaan. Saat anak masih kecil
dan nampaknya Anda sibuk dengan anak-anak, ini tidak terasa. Tetapi
saat anak dewasa dan meninggalkan rumah, maka kehilangan anak-anak
sangat terasa di masa ini. Barulah anda merasa seperti kehilangan
pegangan. Kondisi ini diperparah karena selama ini hubungan Anda
dengan pasangan tidak harmonis dan romantis. Tidak pernah di
tune-up kemesraannya. Tidak pernah mengembangkan keterampilan.
Akibatnya, keintiman tidak bertumbuh dengan baik. Hubungan hambar dan
sudah seperti teman biasa. Kalau Anda sudah merasa gejala ini
pertimbangkanlah untuk memperbaikinya. Mungkin ada sistem perkawinan
anda yang salah atau tidak jalan. Mungkin keintiman sudah memudar. Di
tengah situasi ini justru paling menakutkan bagi para suami ketika dia
tidak siap memasuki usia pensiun. Menjadi sensitif dan cepat marah.
Mendadak dia memperlakukan istrinya seperti pegawai kantor. Tentu ini
sangat menyebalkan istrinya. Tentu tidak semua orang mengalami sindrom
di atas. Tapi kalau sedang mengalaminya, carilah seorang yang dapat
membantu Anda mengatasi masalah itu yaitu seorang konselor profesional.
Untuk mengantisipasi dan mencegah sindrom sarang kosong, bangunlah
keintiman yang sehat dengan pasangan dan anak-anak sejak awal. Bina
hubungan akrab dan saling menghargai. menumbuhkan konsep dan harga
diri yang sehat. Bukan meletakkan harga diri pada jabatan, pangkat
serta harta benda. Tapi justru pada hubungan yang saling mencintai. Tak
kalah penting membina hubungan bermakna dengan Tuhan.
Jalan masuk
Hidup lebih penting daripada harta dan jabatan. Ya hidup lebih penting
daripada fasilitas hidup. Hidup lebih penting dari jabatan dan
pangkat. Hidup juga lebih penting dari keberhasilan dan kesenangan.
Hidup adalah anugerah yang layak kita syukuri senantiasa. Karena itu
selama masih hidup marilah menghargai pasangan dan anak kita. Membuat
mereka menjadi orang yang berarti dan berguna. Membuat mereka merasa
dicinta atau disayang. Janganlah sampai anak merasa Papanya lebih cinta
pekerjaan darpada dirinya. Jangan sampai Anak merasa Mamanya lebih
mencintai karir daripada dirinya. Jangan sampai istri merasa suaminya
lebih peduli pekerjaan atau teman kantornya, dll.
Kesempatan bersama anak toh tidak lama, paling beberapa belas tahun
saja. Setelah dewasa mereka akan meninggalkan rumah. Bahkan mungkin
sejak masih kuliah. Kelak mereka menikah mereka akan meniru atau
mengadopsi pola keintiman keluarga Anda dengan pasangan. Dengan
pasangan juga kita tidak tahu bisa berapa lama, sebab kematian bisa
sewaktu-waktu menjemput. Karena itu mencegah gejala sarang kosong ini
menimpa diri kita, perkuat hubungan satu sama lain. Hangatkan cinta dan
kebersamaan. Juga tumbuhkan perasaan mencinta dan saling membutuhkan.
Akhirnya jika pernah ada salah, konflik serta luka jiwa yang
menghambat komunikasi saat ini, tumbuhkan kemampuan saling memaafkan.
Mencintai hingga terluka adalah seni menjalani pernikahan sampai akhir
hayat dan Anda puas.
Ini contoh kasus Wanita kesepian :
Seorang ibu tengah baya, wanita karir berusia 41 tahun bernama Sari
(Samaran) datang konsultasi. Suaminya pengusaha sukses dan mapan. Tidak
heran kedua anak mereka yang sudah SMP sekolah bertaraf internasional
dengan uang sekolah 10 juta/bulan per anak. Punya mobil dan rumah
mewah. Sayangnya, hubungan mereka beberapa tahun terakhir
hambar. Mereka masing-masing sibuk. Apalagi suami Sari kaku dan sama
sekali tidak romantis. Sementara Ibu Sari punya kebutuhan dan bahasa
cinta ngobrol dan kebersamaan. Suatu hari di tahun 2002 terjadi
banjir besar di Jakarta. Rumahnya di bilangan Jakarta Barat tak luput
tertimpa musibah banjir. Lebih dua minggu baru urusan rumah beres
pasca banjir. Sayangnya saat itu sang Suami justru berada di luar
negeri. Saat itu muncullah eks pacarnya yang memberi perhatian.
Datang ke rumah dan membantu, dari membersihkan hingga mengirimkan
makanan. Entah bagaimana hati Sari terenyuh dengan kebaikan mantannya
ini. Saat si mantan meminta lebih dari sekedar ngobrol diapun
tak kuasa menolak. Namun setelah suaminya pulang, mereka tidak mungkin
saling bertemu. tetapi lewat telepon dia masih merasakan getaran kasih
sayang mantannya yang tidak pernah Sari dapatkan dari suaminya. Inilah
yang membuat dia merasa bersalah dan perlu konsultasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar